Pages

Wednesday, January 9, 2019

Dilatasi dan SK Penempatan

"1 tahun di Tahuna, sama dengan 10 tahun di Bumi..."

kira-kira seperti itulah yang kerap diceritakan bapak kepada saya setiap menjelang tidur sejak saya masih kecil. bapak mengutip pesan seorang pemuda kepada adik perempuan semata wayangnya sebelum mereka berpisah.
...
kisah tentang Encep Sutisna dan adik gadisnya, Nirmala Sukaesih, memang begitu terkenal  di kalangan masyarakat dimana bapak saya berasal. cerita itu bukanlah cerita fiktif, melainkan realita yang benar-benar nyata adanya. kisah tersebut diceritakan turun temurun oleh orang tua ke anak-anaknya seperti sudah menjadi sebuah tradisi.

sewaktu bapak saya masih kecil, beliau juga kerap mendengarkan kakeknya yang merupakan eyang buyut saya bercerita tentang hal yang sama. di akhir cerita eyang buyut saya acap berucap, "jangan mau jadi pegawai KPPN, Cu, berat. kamu tak akan kuat bertugas di tempat yang jauh"

Pesan eyang buyut kepada bapak itu bukannya tanpa dasar. konon, Encep Sutisna merupakan seorang pegawai KPPN yang ditugaskan di tempat yang sangat jauh dari Bumi, tak lain tak bukan di Tahuna. jaraknya dari Bumi sudah tidak bisa dihitung dengan satuan kilometer lagi. saking jauhnya, perlu satuan Tahun Cahaya bagi kita untuk menyederhanakan penyebutan jarak astronomis antara Bumi dan Tahuna itu sendiri.

KPPN, atau jika dipanjangkan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, adalah instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan di bawah naungan kementerian keuangan yg bergerak dalam pengelolaan dana APBN dan memiliki kantor yg tersebar di seluruh pelosok bumi bahkan di luar bumi, seperti diantaranya: Nabire, Saumlaki, Tobelo, Tual dan masih banyak yg lainnya termasuk Tahuna.

Sama-sama menugaskan pegawainya di luar angkasa, KPPN mungkin akan menjadi sepopuler NASA andai ada industri film Hollywood yang mau menjadikan KPPN sebagai latar cerita mengingat besarnya tantangan yang kerap dihadapi oleh pegawai KPPN dalam menjalani setiap misi di tempat tugasnya. sayangnya, sampai saat ini belum ada.

Berdasarkan cerita yang ada, meskipun jauh Encep sangat menikmati tugasnya di KPPN Tahuna. Ia jadi mengenal banyak individu luar biasa, pengalaman yang tentu mahal sekali harganya, juga ilmu yang barangkali tidak akan mungkin didapatkannya jika saja dia bertugas di tempat yang lain. Ya, apalagi kalau bukan ilmu ikhlas. Namun demikian, layaknya KPPN yang juga tersebar di angkasa luar, ada banyak sekali hal liar yang menyelimutinya selama bertugas di Tahuna. Seperti, cuaca yang tidak menentu, hujan yang kerap disertai angin yang sangat kencang, gelombang air laut yang sangat ganas, juga gempa yang bisa saja terjadi setiap saat. Pun begitu, semuanya Encep hadapi tanpa gentar sedikitpun.

Sialnya hal mengerikannya bukan itu saja, Encep juga harus rela berpisah dengan orang yang paling ia sayangi, Nirlama, adiknya. Encep juga paham betul bahwa selepas ia pergi Nirlama tak memiliki siapa-siapa lagi, karena hanya Encep lah satu-satunya yang Nirmala miliki di dunia ini. Encep paham bahwa sekembalinya dari tugasnya di Tahuna, Nirmala mungkin akan menjelma menjadi perempuan yang usianya jauh lebih tua darinya. namun apa boleh dikata, tugas tetap harus ia jalankan.

"pengabdian dan rentenir punya kesamaan, keduanya bisa saja menguras habis apapun yang kamu miliki. bedanya, pengabdian membuatmu menyerahkannya dengan suka cita"

itu salah satu perkataan Encep yang paling saya ingat. Encep memang suka sekali melontarkan kalimat-kalimat jenaka yang kerap membuat adiknya terkekeh. Namun, berbeda dengan saat itu. Saat Encep mengucapkan kalimat itu, Nirmala malah menangis. kata bapak, perkataan itu diucapkan kepada Nirmala tepat sebelum mereka berpisah. sejak pertama kali saya mendengarnya, kalimat itu langsung menghujam kedalam jantung saya.

Dari situlah awal kekaguman saya tumbuh pada Encep. Encep seolah menjadi sosok pahlawan impian bagi kehidupan masa kecil saya, betapapun bapak mencoba menceritakan hal-hal menyedihkan yang menimpa Encep selepas kembalinya ia dari Tahuna karena efek dari dilatasi* waktu. Saya masih ingat, saya menjadi satu-satunya anak yang menjawab ingin menjadi pegawai KPPN di saat anak-anak lain menjawab Dokter, Insinyur, Presiden dan lain sebagainya ketika ibu guru menanyakan pada murid-muridnya perihal cita-cita apa yang ingin kami raih. Encep dan pengabdiannya memang sangatlah luar biasa di mata saya.

Tugas Encep di Tahuna sebenarnya tidaklah lama, hanya enam tahun saja. tapi itu sudah cukup untuk membuat segala hal yang ada di bumi berubah. termasuk Nirmala, adik gadis yang sangat ia sayangi, telah menjelma menjadi nenek-nenek tua renta yang ubun-ubunnya dipenuhi uban dimana usianya tiga kali dari usia Encep pada saat itu.

Telah banyak yang berubah sekembalinya Encep dari Tahuna. Mobil yang awalnya barang langka, telah memenuhi kota dan membuat macet jalan raya. Teknologi semakin maju. orang-orang bisa bicara tanpa harus bertemu. Tak ada lagi sawah dan kebun. orang-orang lebih suka menanam gedung dibanding menanam pohon. dan yang paling buruk dari yang terburuk, tak ada lagi orang-orang sebayanya yang masih hidup. Hanya Nirmala satu-satunya orang yang ia kenal. Itupun sudah pikun dan mulai sakit-sakitan. seisi kota tampak asing baginya. adakah seseorang yang mampu menghabiskan sisa hidupnya bersama orang-orang yang sama sekali tidak  dikenal sebelumnya? saya rasa tidak, termasuk Encep.

Saya tidak tahu bagaimana Encep menghabiskan sisa hidupnya. tak ada kisah yang menceritakan hidup Encep setelah itu. tapi saya lebih suka membayangkan di masa tuanya, Encep hidup menyendiri di sebuah gubuk bambu yang ia dirikan di puncak bukit. ia menghabiskan banyak waktu di sana dengan menulis puisi atau melukis, ya melukis. barangkali Encep menghabiskan sisa hidupnya melukis senyuman anak-anak yang dapat menikmati fasilitas sekolah karena tersalurnya bantuan pendidikan, atau senyuman karyawan-karyawan kantor yang tidak harus mengambil jalan memutar karena telah dibangunnya jalan-jalan baru ataupun jembatan, atau senyuman ibu-ibu rumah tangga yang THR, Gaji 13, dan honor bulanan suaminya cair di saat bersamaan. bukankah hal itu menyenangkan? mungkin hanya Encep dan pegawai KPPN lainnya yang dapat merasakan.

Saya belum tau perasaan bahagia seperti apa yang Encep rasakan. tapi saya ingin suatu saat nanti turut merasakannya juga.
...
malam ini, saya tak henti-hentinya menatap selembar kertas bertuliskan nama saya dan kota Tahuna di tangan, juga wajah istri saya yang tengah sibuk melipat baju dan meletakkannya kedalam koper sementara anak-anak telah tertidur lelap.

sambil mengecup keningnya saya berucap, "1 tahun di Tahuna, sama dengan 10 tahun di bumi... titip anak-anak ya selama aku pergi".



Saturday, January 14, 2017

Kalau Kangen


Kalau kamu kangen aku, dik, cemplungkan saja dirimu ke lautan.
sekiranya kamu tak mahir berenang, tenang.

siapa tahu kamu tenggelam dan terdampar di Tahuna.
bukan kah Tuhan kita pandai menciptakan kebetulan-kebetulan?

Tahuna, 07 April 2016


Sunday, January 18, 2015

Aku Belajar Mengenal Jakarta Secara Perlahan




Teruntuk Bayu Arman

Tahukah kamu kawan, Jakarta tak sama dengan kampung halaman. Kampung halaman adalah tempat yang baik. Sangat baik. Selama aku tanggal dan beberapa lama hendak tinggal di Jakarta, ia bersedia menjaga ibu dan dua orang adikku. Di setiap tempat kumuh sepanjang Jakarta, aku melihat banyak wanita beserta anak-anak mereka. Itu, tanpa sengaja, mengingatkanku pada ibu dan dua orang adikku. Aku sedih. Tak seperti kampung halaman, Jakarta tak menjaga mereka dengan layak kawan.

Jakarta tak akan pernah sama dengan kampung halaman. Kampung halaman memiliki pohon-pohon dan satu sungai yang melata sepanjang gunung hingga pekarangan belakang rumahku. Kadang-kadang aku bingung, Jakarta justru lebih suka menanam gedung-gedung. Itu membuatnya memiliki banyak sungai ketika hujan datang bertandang.

Tapi kawan, tahukah kamu? Jakarta dan kampung halaman ternyata memiliki sebuah kesamaan. Aku senang. Rupanya, Jakarta juga memiliki Yanto, sahabat dekatku dari kampung halaman. Dia sukses dan mempunyai banyak uang setelah Jakarta berhasil merubah namanya mejadi Yanti. Ia bilang padaku, Jakarta adalah tempat yang baik.



 gambar saya dapat di sini

jejak orang kesasar